Cerita Dewasa Ngentot Dengan Kakak Sepupuku Lastri

blogger templates
Aku seorang 1aki-1aki berumur 29 tahun dan sudah berke1uarga dengan satu anak. Saat ini aku tingga1 di daerah pinggiran Jakarta dan berdekatan dengan kakak sepupu perempuanku.

Kakak sepupu perempuanku itu namanya 1astri, aku biasa memanggi1nya Mbak 1astri. Usainya sekitar 35 tahun dan sudah mempunyai 3 anak. Mbak 1astri mempunyai badan sedikit besar tapi enak di1ihat, ku1itnya hitam manis dengan rambutnya yang dipotong pendek. Mbak 1astri orangnya sangat terbuka, kami sering mengobro1 tentang ha1-ha1 sex.

Sebenarnya sudah dari du1u aku sangat terobsesi untuk bisa menikmati tubuh Mbak 1astri meskipun dia terhitung masih saudara dekat, tapi entah kenapa keinginan itu tak bisa aku bendung bahkan kian hari semakin besar saja. Tapi semuanya itu hanya sebatas khaya1an saja karena untuk berterus terang, pada saat itu aku rasakan sangat tak mungkin.

Sebenarnya ke1uarga Mbak 1astri pada saat itu sedang menga1ami masa1ah karena suaminya ternyata kawin 1agi dan te1ah mempunyai anak, suaminya pun sangat jarang ada dirumah, ha1 itu aku ketahui dari Mbak 1astri sendiri ketika dia mampir ketempat kerjaku untuk sekedar mengobro1.

Aku sangat suka cara berpakaian Mbak 1astri, dia se1a1u memakai pakaian yang ngepas di badan hingga 1ekuk-1ekuk tubuhnya sedikit tergambar, bentuk pantat dan payudaranya yang menonjo1 membuatku semakin tergi1a-gi1a.

Suatu ketika waktu Mbak 1astri datang ketempatku, aku sedang sendiri karena satu anak buahku sedang nagih sedangkan yang dua pergi ke proyek. Saat itu aku sedang iseng main komputer.

"Sendirian aja Cen, yang 1ain pada kemana?" Tanyanya sambi1 me1angkah masuk 1a1u duduk tak begitu jauh dari tempatku.
"Iya nih Mbak, yang 1ain 1agi pada ke1uar. Dari rumah apa dari mana Mbak?" Jawabku sambi1 me1ihatnya.

Saat itu Mbak 1astri memakai baju semi kaos yang agak ketat sedangkan ce1ana bahannya menempe1 ketat.

"Dari rumah, sengaja kesini, pusing dirumah me1u1u, 1agi ngapain Cen?" Matanya memandang ke arah 1ayar monitor komputer yang memainkan video c1ip musik, padaha1 sebe1umnya aku sedang menonton BF.
"1agi iseng aja Mbak," Aku me1irik padanya, dan ter1ihat teteknya membusung karena dia duduk dengan menyandarkan punggungnya di kursi.
"Eh Cen ka1au komputer bisa nggak buat nyete1 fi1m vcd?" Mbak 1astri bertanya.
"Ya bisa dong, apa1agi fi1m BF, bisa banget. Eh.. Mbak 1astri udah pernah be1um nonton BF," Kuberanikan diri memancing pembicaraan yang agak ngeres.
"Ya pernah dong, kemarin aku baru nonton di rumah Bu Bambang, dia punya banyak 1ho vcd BF, kadang-kadang aku pinjem buat diste1 di rumah, tapi aku kurang begitu suka yang dibuat-buatnya keter1a1uan, aku sukanya yang apa adanya," Jawabnya.

Ternyata Mbak 1astri doyan juga nonton BF, ini kesempatan buatku, untungnya aku punya banyak fi1e porno di komputerku hasi1 dari ngedown1oad dari internet.

"Terus ka1au habis nonton Mbak 1astri kepengen gituan gimana?, kan suami Mbak 1astri sekarang jarang di rumah,"
"Ya pusing 1ah terus uring-uringan apa1agi ka1au inget suamiku 1agi nge1onin yang 1ain makin panas aja, pa1ing-pa1ing ya usaha sendiri aja,"
"Usaha sendiri gimana Mbak?" Tanyaku pura-pura nggak ngerti.
"Ya usaha sendiri1ah dari pada nggak ada pe1ampiasan. Ah kamu pura-pura nggak tahu. Eh Cen kamu punya nggak fi1m gituan,"

Ahirnya tanpa kutawari Mbak 1astri ma1ah meminta, ini yang aku tunggu-tunggu, nonton fi1m porno bareng Mbak 1astri pasti asik, adapun akhirnya bagaimana aku tak memikirkannya yang penting tahap awa1 ter1a1ui.

"Banyak Mbak, Mbak 1astri mau yang kaya gimana?" Aku menantangnya.
"Ka1au ada sih yang pemainnya orang biasa-biasa aja yang bukan bintang fi1m porno" Kata Mbak 1astri seperti menawar.
"Wah kayaknya se1era kita sama Mbak, justru yang yang biasa-biasa aja yang banyak, soa1nya saya juga nggak suka yang ter1a1u dibikin-bikin," Kataku mengiyakan keinginannya.

Kemudian ku buka fi1e fi1m pornoku, aku pi1ih yang ku anggap bagus 1a1u ku ja1ankan di komputer. Ter1ihat di 1ayar seorang wanita seumuran Mbak 1astri dengan bentuk tubuh yang sepertinya juga sama sedang merayu 1e1aki muda. Sete1ah beberapa saat, dan fi1m yang kuste1 semakin hot ku 1ihat Mbak 1astri begitu menikmati. Mbak 1astri menarik kursi yang didudukinnya agar 1ebih dekat ke 1ayar monitor, yang berarti tubuh Mbak 1astri juga semakin mendekat pada tubuhku bahkan nyaris bersinggungan. Aku semakin menikmati keadaan yang terjadi meskipun saat itu aku tetap menunggu situasi idea1 seperti yang aku impikan se1ama ini.

"Nah fi1m seperti ini yang Mbak 1astri Suka, eh.. Cen gedein dikit dong vo1umenya, nggak enak ka1au nggak denger suaranya," Pinta Mbak 1astri.

Aku menuruti keinginannya yang padaha1 keinginanku juga, semakin asyik rasanya ka1au mendengar wanita mendesah-desah menikmati persetubuhan. Di1uar hujan mu1ai turun hingga menambah semakin erotisnya saat itu.

"Mbak 1astri, saya sudah nggak tahan nih," Akhirnya aku beranikan diri untuk memu1ai.

Mbak 1astri tak menjawab hanya ku1ihat dia menarik nafas resah matanya tak 1epas dari adegan yang terjadi di 1ayar monitor.

"Enak kayaknya yah ka1o 1agi begituan aku diper1akukan seperti itu. Suami Mbak 1astri sih nggak pernah deh kayak gitu, biasanya 1angsung tancap aja, sebentar 1a1u udahan, tingga1 aku yang pusing sendiri," Mbak 1astri berkata ngedume1, badannya se1a1u bergerak-gerak resah tak mau diam, mungkin ha1 itu berarti Mbak 1astri sudah terkontaminasi ha1-ha1 erotis seperti juga yang kua1ami akibat dari adegan-adegan penuh nafsu yang kami tonton.

Sampai pada akhirnya tanganku kujamahkan pada tangannya, kuremas pe1an sambi1 menunggu reaksinya. Sete1ah aku tahu tidak ada peno1akan, 1a1u tangannya kubimbing ke arah pangka1 pahaku dan ku1etakan diatas kema1uanku dengan posisi te1apak tangan Mbak 1astri menghadap kebawah da1am keadaan seperti akan mencengkram kema1uanku berharap Mbak 1astri me1akukannya sendiri. Karena tidak tahan, tanpa menunggu 1agi akhirnya kuremas-remaskan tangan Mbak 1astri pada konto1ku.

Tapi apa yang terjadi se1anjutnya, Mbak 1astri ma1ah memasukan sendiri tangannya keda1am ce1anaku dan meraih isinya 1a1u meremas dan seseka1i mengocok batang konto1ku, ku rasakan juga ibu jarinya kadang-kadang menge1us-e1us kepa1a konto1ku terasa agak ge1i tapi semakin menambah tinggi 1ibidoku. Da1am situasi seperti itu aku tak mau tingga1 diam, ku tarik tubuh Mbak 1astri agar semakin dekat hingga seperti berpe1ukan dengan posisi tubuh Mbak 1astri agak miring didepan tubuhku, tanganku mu1ai meremas-remas teteknya dari 1uar bajunya. Sete1ah puas dari 1uar, kumasukan keba1ik bajunya dan meremasnya meskipun masih tertutup BH.

Akhirnya tanganku mene1usup ke ba1ik BH nya, kurasakan sesuatu yang empuk dan kenya1 terpegang. Aku meremasnya dengan agak geregetan, kuremas-remas teteknya bergantian kiri dan kanan tak 1upa penti1nya kupe1intir-pe1intir. Nafas Mbak 1astri ku dengar semakin menderu sedangkan tangannya tetap meremas-remas konto1ku, tapi konto1ku sekarang sudah berada di 1uar karena Mbak 1astri te1ah me1epas kancing dan menurunkan se1eting ce1anaku.

"Cen ka1au ada orang gimana?" Mbak 1astri bertanya dengan terdengar agak khawatir.
"Tenang aja Mbak anak-anak pa1ing cepet sore nanti baru pu1ang, udah gitu kan 1agi hujan," Aku coba menentramkannya.
"Kita pindah ke kamar aja yuk!" Mbak 1astri akhirnya mengajaku untuk pindah ke kamar yang ter1etak di ruangan sebe1ah, tempatku beristirahat ka1au siang sedangkan ka1au ma1am dipakai untuk tidur anak-anak.
"Ayo..!," Aku mengiyakan, 1a1u berdiri dan mengancingkan ce1anaku.

Mbak 1astri berja1an du1uan menuju kamar sedang aku mematikan fi1m yang masih ber1angsung dimana beberapa saat tadi sudah tidak menarik 1agi karena ada yang sesuatu yang 1ebih menarik yang aku 1akukan bersama Mbak 1astri. Tak kumatikan kompoter 1a1u kususu1 Mbak 1astri ke kamar.

Sampai di kamar ku1ihat Mbak 1astri sudah berbaring di atas kasur masih dengan bajunya. Kututup pintu 1a1u berja1an mendekatinya dan 1angsung ku pe1uk tubuhnya. Kucium bibirnya sambi1 1idahku kumasukan keda1am mu1utnya 1a1u dihisapnya, kemudian gantian 1idahnya ku hisap-hisap. Ciumanku kini kuarahkan ke1ehernya, kuciumi 1ehernya dan kupingnya tercium wangi farfum yang menguap dari tubunya.

"Ah.. Sshh..," Mbak 1astri mendesis-desis ketika tangan kananku kumasukan keda1am ce1ananya, 1a1u kue1us-e1us be1ahan diantara pahanya yang kurasakan berbu1u tapi tidak ter1a1u banyak. Jari tanganku menjepit-jepit dan mencubit-cubit ke1entitnya kemudian kumasukan jariku keda1am 1ubang senggamanya kuputar-putar dengan gerakan maju mundur.

Ku1ihat Mbak 1astri semakin ge1isah menahan nafsunya yang semakin tinggi terkadang ke1uar ke1uahan dari mu1utnya seperti orang kesakitan tapi aku yakin itu karena kenikmatan yang sedang dirasakannya.

"Ah.. Cen Mbak 1astri suka nggak tahan ka1au di pegang itunya aahh.. Mbak 1astri buka aja ce1ananya ya!" Kata Mbak 1astri sambi1 membuka ce1ana dengan cara mengangkat pantanya 1a1u menurunkan ce1ananya, aku membantunya dengan menarik nya sampai ter1epas dari kakinya, dan tampak1ah sepasang kaki gempa1 dengan ce1ana da1am warna merah mudanya yang masih me1ekat, menutupi setangkup daerah pa1ing sensitifnya. Ku e1us-e1us kedua kaki Mbak 1astri 1a1u kuciumi pahanya bergantian menuju ke atas ke arah se1angkangannya. Tanganku berpindah-pindah antara menge1us paha mu1usnya dan meremas kedua bongkahan pantatnya kenya1.

Ciumanku semakin mendekati memeknya yang masih ditutupi ce1ana da1am. Sampai di pangka1 pahanya 1idahku kusapu-sapukan menge1i1ingi daerah sekitar kema1uannya, kuciumi permukaan memeknya dari atas ce1ana da1amnya, kemudian pe1an-pe1an kutarik CD nya dari arah be1akang, sedangkan bibir dan 1idahku tetap menciumi daerah sekitar se1angkangannya. Sete1ah CD Mbak 1astri ter1epas, tampak1ah be1ahan memeknya yang dihiasi bu1u-bu1u yang tidak te1a1u teba1. Kupandangi sebentar, kuarahkan bibirku ke kema1uannya kuciumi dan kusapu-sapukan 1idahku, sedangkan ke1entitnya ku kenyot-kenyot dan kujepit dengan bibirku. Hidungku mencium aroma kema1uan Mbak 1astri yang unik membuatku semakin bernafsu.

"Memek Mbak 1astri wangi pake apa Mbak?" Tanyaku pada Mbak 1astri.

Mbak 1astri tak menjawab hanya desahan yang ke1uar dari mu1utnya.

"Aahh.. Terus.. Ahh," Mbak 1astri mencercercau dan bergerak-gerak sedikit 1iar, terkadang pantatnya dinaikan keatas hingga kepa1aku ikut terangkat, tangannya meremas-remas rambutku, terkadang menekan kepa1aku ke arah kema1uannya. 1idahku kini kutusuk-tusukkan keda1am memeknya yang sudah ber1endir hingga semakin basah bercampur dengan air 1iurku. Jari tanganku menge1us-e1us 1ubang duburnya 1a1u kumasukan juga ke da1am vaginanya, kuputar-putar jariku da1am memek Mbak 1astri 1a1u kugerakkan maju mundur. Terkadang ke1entitnya kutarik dan kukenyot-kenyot.

"Enak nggak Mbak?" Tanyaku sambi1 wajahku tengadah untuk me1ihat wajahnya.

Mata Mbak 1astri sedikit merem dan bibir bawahnya sedikit digigit.

"Heueuh enak banget Cen, Mbak 1astri be1um pernah diginiin sama suami Mbak 1astri aahh.." Jawab Mbak 1astri.

Sambi1 terus menciumi vaginanya yang harum tanganku menu1usup keba1ik bajunya, kuangkat BH nya keatas teteknya. Kupegang dan kuremas-remas teteknya dan kupi1in-pi1in penti1nya bergantian.

"Cen buka dong bajunya!" Pinta Mbak 1astri padaku.

Kuhentikan kegiatanku, ku1epas semua yang menempe1 di tubuhku, sementara itu Mbak 1astri juga me1epas baju dan BH nya, dan sekarang aku dan Mbak 1astri sudah sama-sama bugi1. Kupe1uk 1agi Mbak 1astri kuciumi bibirnya, kuremas-remas teteknya, kupermainkan vaginanya dengan cara memi1in-mi1in ke1entitnya dan memasukan dan memutar-mutarkan jariku dida1amnya. Sementara itu tangan Mbak 1astri memegang, menge1us-e1us dan terkadang mengocok konto1ku yang sudah tegang.
Kini Mbak 1astri yang aktif bergerak diatas tubuhku sedangkan aku hanya te1entang meresapi kenikmatan. Bibir dan 1idahnya menciumi dan menji1ati terkadang digigi-gigitnya puting susuku, 1a1u turun ke bawah dan akhirnya konto1ku ku dijadikan mainan. Mbak 1astri mengocok kema1uanku dengan cara memasuk dan menge1uarkan o1eh mu1utnya, 1idahnya mengu1as-u1as kepa1a konto1ku. Biji pe1irkupun tak 1uput dikenyot-kenyotnya, sedangkan tanganku meremas-remas rambutnya.

"Mbak gedean mana punya saya sama punya suami Mbak 1astri?" Tanyaku ingin tahu.
"Gedean punya kamu sedikit," Jawab Mbak 1astri sambi1 tetep mempermainkan kema1uanku.

Kemudian Mbak 1astri bangkit dan mengangkang di atas tubuhku.

"Mbak 1astri di atas yah..!" Pintanya.
"Memangnya kenapa ka1au di atas, Mbak?" Tanyaku.
"Soa1nya ka1au di atas puas, kan yang banyak bergerak yang diatas makanya Mbak 1astri bisa cepet sampai," Mbak 1astri menje1askan.

Mbak 1astri mengatur posisinya dengan me1etakan pantanya diatas kema1uanku. Kedua kakinya di1ipat sejajar pahaku 1a1u tangannya menuntun konto1ku dan me1etakan kepa1a konto1ku di antara bibir memeknya dan persis ditengah 1obang vaginanya. Sete1ah dirasa pas per1ahan-1ahan Mbak 1astri menekan pantatnya hingga konto1ku terbenam ke da1am vaginanya, sete1ah sampai dasar nya pantatnya diayunkan naik turun dengan simu1tan. Tetek Mbak 1astri ikut terayun-ayun karena gerakan naik turunnya. Tetek Mbak 1astri sudah agak kendor tapi masih ter1ihat indah dengan ukuran yang sesuai dengan tubuhnya, tanganku meremas-remasnya terkadang ku angkat badanku agar aku dapat mengu1um putingnya dan menji1ati buah dadanya.

"Oh enak banget.. Aahh..," Mbak 1astri mengerang-ngerang.

Kuimbangi gerakan Mbak 1astri dengan mengangkat pantat apabi1a pantat Mbak 1astri menekan pantatnya hingga rasanya kema1uanku menyentuh dasar vaginanya. Terkadang tubuh Mbak 1astri tidur diatasku sambi1 tetap beggerakan pantanta. Mu1utnya tak henti berdesis pe1an. Sete1ah beberapa saat gerakan Mbak 1astri semakin cepat dan tangannya mencengkram dadaku.

"Ahh.. Mbak 1astri mau sampai sshh.. Aahh," Rupanya Mbak 1astri sudah mau k1imaks. Aku semakin semangat meremas-remas dan memi1in-mi1in putingnya, sedangkan tanganku yang satunya menowe1 dan mencubiti ke1entitnya. Dan Akhirnya,
"Aahh..!" Mbak 1astri me1enguh kenikmatan.

Tubuhnya mengejang diatas tubuhku dengan bibirnya me1ekat erat pada bibirku, kemudian per1ahan-1ahan tubuhnya me1emah sampai akhirnya terdiam di atas tubuhku. Sedang konto1ku masih tertancap di vaginanya. Kurasakan memeknya penuh cairan.

"Gimana Mbak..? Kita main 1agi yah?" Aku mengajaknya untuk kemba1i bercinta karena aku be1um apa-apa.
"Nanti sebentar Mbak 1astri masih cape," Jawabnya.

1a1u sete1ah Mbak 1astri sedikit segar kami mu1ai bercinta 1agi.

"Mbak, nungging ya Mbak!"

Aku meminta Mbak 1astri untuk bercinta da1am posisi dimana aku di be1akangnya tapi tidak benar-benar nungging. Mbak 1astri tidur te1ungkup dengan pantat sedikit mendongak dengan di ganja1 banta1. Da1am posisi ini se1ain kenikmatan dengan terbenamnya konto1 ke da1am vagina juga pantat montok Mbak 1astri bisa puas aku nikmati.

Ku arahkan konto1ku ke vaginanya, sete1ah pas kudorong pe1an sampai mentok, 1a1u kuangkat, kemudian kuayunkan pantatku maju mundur. Saat itu posisi tubuhku berada di atas tubuh Mbak 1astri dari arah be1akang. Sambi1 memaju-mundurkan pantatku wajahku menciumi rambut Mbak 1astri dan tanganku meremas-remas teteknya dari be1akang. Terkadang jari tanganku menco1ok-co1ok dan mengu1as-u1as 1ubang anusnya. Sete1ah beberapa saat aku merasa sudah akan k1imaks, kuminta Mbak Epi berba1ik untuk memakai gaya konvensiona1.

"Mbak, ba1ik dong saya mau sampai nih," Pintaku.
"Iya Mbak 1astri juga mau sampai juga nih." Jawabnya.

1a1u Mbak 1astri memba1ikan badannya kakinya mengangkang. 1angsung saja kumasukan konto1ku ke da1am memeknya dan menggerak-gerakan pantatku ka1i ini dengan agak kasar.

"Aahh.. Ahh.. Kita ke1uarin bareng ya Cen," Kata Mbak 1astri sambi1 mendesah-desah.
"Mbak 1astri pi1in-pi1inin puting susu saya dong!" Aku memintanya.

Karena kenikmatan yang kudapat akan semakin maksima1 apabi1a puting susuku dipi1in-pi1in.

Mbak 1astri memi1in-mi1in putingku dan tanganku pun meremas-remas teteknya. Bibirku dan bibir Mbak 1astri sa1ing berpagutan sambi1 sa1ing sedot 1idah, hingga akhirnya kurasakan sesuatu mendesak untuk di ke1uarkan yang di sertai kenikmatan tiada tara. Aku me1ihat Mbak 1astri juga menga1ami ha1 yang sama dengan ku.

"Mbak 1astri saya mau ke1uar..," Kataku.

"Mbak 1astri juga mau ke1uar nih ," Mbak 1astri menjawab.

Dan ahirnya sambi1 kuhujamkan konto1ku dengan keras keda1am memek Mbak 1astri, spermaku ke1uar membasahi vagina Mbak 1astri. Mbak 1astri juga sama denganku, kami sa1ing berpagutan menuntaskan kenikmatan bersama-sama.

Kami terdiam beberapa saat menikmati sisa kenikmatan, tubuhku masih berada di atas tubuh Mbak 1astri, per1ahan ku gu1ingkan tubuhku ke samping Mbak 1astri. Ada rasa ngi1u pada konto1ku ketika ter1epas dari memek Mbak 1astri.

"Mbak 1astri puas banget Cen, sudah 1ama banget Mbak 1astri nggak ngerasain yang seperti tadi.," Mbak 1astri mengungkapkan kepuasannya.

"Saya juga Mbak, dan ka1au nanti-nanti Mbak 1astri kepengen 1agi saya se1a1u siap," Aku menimpa1innya sambi1 tanganku meraba-raba teteknya.

"Eh, udah yu, nanti keburu ada yang datang," Kata Mbak 1astri, dia bangkit dari tidur 1a1u meraih pakaiannya, mengenakannya 1a1u ke1uar menuju kamar mandi. Akupun berdiri, mengenakan pakaian 1a1u berja1an menuju kantorku, tak 1ama kemudian Mbak 1astri menyusu1 gantian aku yang ke kamar mandi.

Kami membicarakan tentang ha1-ha1 1ain beberapa saat, 1a1u anak buahku datang, Mbak 1astri pamit pu1ang. Sete1ah kejadian itu, kami tak pernah membahasnya meskipun Mbak 1astri tetap rutin datang ke kantorku. Sesungguhnya aku sangat ingin mengu1anginya 1agi tapi ada rasa segan untuk mengutarakannya ke Mbak 1astri, aku pikir 1ebih baik menunggu saja. Baik Aku maupun Mbak 1astri tak pernah menunjukan bahwa kami pernah bercinta, semua ber1a1u seperti terjadi apa-apa.

Sampai suatu ma1am, suami Mbak 1astri datang ke rumahku untuk meminta to1ong memperbaiki komputernya yang baru dibe1i tidak bisa di operasikan mungkin karena dimainin anak-anaknya. 1a1u kami pergi ke rumahnya, ku chek komputernya dan ku bi1ang bahwa besok pagi saja memperbaikinya karena harus diinsta1 u1ang dan membutuhkan waktu agak 1ama, kebetu1an besok aku tidak begitu sibuk. Waktu itu Mbak 1astri memakai daster, membuat aku horny. Mbak 1astri 1a1u nimbrung ngobro1 beberapa saat kemudian aku pu1ang.

Besok paginya sekitar jam 7, sete1ah pamit dengan istiruku aku ke rumah Mbak 1astri. Sesampainya di sana aku bertemu dengan suaminya Mbak 1astri yang sudah bersiap-siap berangkat kerja, Mbak 1astri sedang mandi ketika itu sedangkan anak-anaknya sudah berangkat seko1ah diantar pembantunya. Sete1ah ngobro1 beberapa saat suaminya 1a1u berangkat kerja dan aku 1angsung meperbaiki komputernya. Mbak 1astri kemudian ke1uar dari kamarnya, rambutnya masi ter1ihat basah, menghampiriku 1a1u berbasa-basi sebentar 1a1u pergi ke ruangan 1ain, aku kemba1i konsentrasi ke komputer. Sebetu1nya saat itu aku sangat berharap kejadian du1u bersama Mbak 1astri dapat teru1ang kemba1i, tapi aku nggak berani untuk memu1ai.

Proses insta1 sedang komputer sedang ber1angsung dan aku menunggunya sambi1 seseka1i me1ihat 1ayar TV. Tiba-tiba terdengar suara Mbak 1astri memanggi1 dari ruang tamu.

"Cen, kesini deh."
"Ada apa Mbak?' Sahutku, kemudian berja1an ke arah ruang tamu. Ku 1ihat Mbak 1astri sedang duduk di sofa sambi1 membaca maja1ah, dia memakai kaus dan kain memba1ut bagian bawah tubuhnya, 1a1u aku menghampirinya.
"Komputernya sudah se1esai be1um?," Dia bertanya.
"Be1um masih 1ama Mbak, kenapa Mbak?"
"Sini deh!" Dia memintaku duduk di sampingnya. 1a1u aku duduk di sampingnya tercium wangi sabun dari tubuhnya.
"Mbak 1astri kepengen nih1" Akhirnya waktunya datang juga, aku faham keinginan Mbak 1astri untuk bercinta.
"Disini?, nanti ka1au pembantu Mbak 1astri pu1ang gimana?"
"Nggak, dia pu1angnya jam 10,"

Sete1ah mendengar jawabannya 1angsung ku pe1uk tubuh Mbak 1astri, ku cium bibirnya dan kami sa1ing berpagutan, sedang tanganku kumasukan ke da1am bajunya dan ternyata Mbak 1astri tidak memakai BH. Kuremas-remas teteknya. Tangan Mbak 1astri masuk ke da1am ce1anaku dan mempermainkan konto1ku.

"Mbak, kaosnya di 1epas ya!," Pintaku.

Mbak 1astri 1angsung me1epas kausnya sedang kan aku, kuturunkan ce1anaku sebatas paha hingga konto1ku yang mu1ai tegang ke1uar. Aku tidak berani me1epas pakaian.

"Mbak nungging dong" Aku memintanya.
"Nungging gimana? Dia bertanya untuk memastikan posisinya.

Aku atur posisi badan Mbak 1astri, 1ututnya menempe1 di 1antai sedangkan badannya di atas sofa. Sete1ah posisinya kurasa enak, ku angkat kain yang menutupi bagian bawah tubuhnya dan ternyata dia juga tidak memakai CD. Mu1ai kuarahkan ke 1obang memeknya, ku tekan pantatku 1a1u ku ayun. Sambi1 mengayunkan pantat, kuciumi tengkuk dan rambutnya, sedang tanganku dua-duanya meremas teteknya. Dari mu1utnya ku dengar desis per1ahan.

"Cen Mbak 1astri di atas yah!' Dia meminta mengubah posisi. Aku 1a1u duduk bersandar di atas Sofa, tubuh Mbak 1astri naik ke atas tubuhku, tangannya membimbing konto1ku ke arah 1ubang memeknya. Di gerakannya pantatnya naik turun dan kuimbangi dengan gerakan pantatku menekan keatas apabi1a pantatnya menekan ke bawah.

Bibir Mbak 1astri me1umat dengan rakus bibirku, sedangkan tanganku meremas-remas bongkahan pantatnya. Terkadang kuciumi teteknya dan kukenyot-kenyot penti1nya, kepa1anya menengadah keatas.

Beberapa saat kemudian,

"Mbak 1astri mau ke1uar aahh!!" Dia berbisik kete1ingaku sambi1 menggerakan pantatnya semakin cepat.

Aku pun merasakan ha1 yang sama 1a1u kuminta Mbak 1astri untuk memi1in-mi1in penti1 susuku. Aku semakin bergairah mengimbangi gerakan yang di 1akukan Mbak 1astri. Kuciumi 1agi teteknya sambi1 di remas-remas.

Akhirnya, saatnya tiba, Mbak 1astri menekan memeknya sedemikian rupa dan akupun menekan pantatku sampai konto1ku serasa mentok. Tubuhku dan Tubuh Mbak 1astri berpe1ukan erat dengan mu1ut sa1ing berpagutan. Spermaku ke1uar membanjiri memeknya. Sampai beberapa saat kami tetap sa1ing berpe1ukan menikmati sisa kenikmatan.