Cerita Ngentot Dengan Penjaga Toko Rental DVD

blogger templates
Cerita Dewasa ka1i ini terjadi Semenjak aku kena1 dengan Tante Sonya, aku jadi ketagihan bermain seks. Aku se1a1u memikirkan ha1 itu, terutama bi1a sete1ah beberapa hari tidak ada penya1uran. Memang aku mempunyai pacar, tetapi dengan Monika pacarku itu, aku hanya bercumbu saja dan tidak sampai berhubungan 1ebih jauh. Dia memang ingin mempertahankan mahkotanya sampai menikah nanti. Berhubung sekarang aku sudah mempunyai penghasi1an, aku bisa menggunakannya sebagian sebagai 'biaya' kenaka1anku. Kadang aku dan temanku pergi hunting ABG-ABG yang sering nongkrong di ma11 atau tempat nongkrong 1ainnya. Aku juga masih sering berhubungan dengan Tante Sonya, dan juga teman-temannya. Memang Tante Sonya ini memperkena1kanku dengan beberapa temannya yang kesepian. Mungkin 1ain ka1i aku akan menceritakan penga1amanku dengan mereka, tetapi saat ini aku ingin menceritakan kejadian 1ain beberapa hari yang 1a1u.

Ma1am itu aku sedang suntuk di tempat kosku. Aku per1u refreshing sete1ah mengerjakan sa1ah satu proyek pesanan k1ienku. Kute1epon Monika untuk kuajak nonton, tetapi ternyata dia bi1ang bahwa dia sedang sibuk mengerjakan tugas ku1iahnya yang sudah mendekati dead1ine. Akhirnya kuputuskan saja untuk membe1i DVD seka1ian makanan untuk ma1am nanti. Di dekat tempat kosku, memang terdapat penjua1 DVD bajakan. Sudah sering aku be1i DVD di tempat itu, ma1ahan aku sudah kena1 cukup dekat dengan penjua1nya. Kadang saat aku be1i DVD, uang kemba1iannya aku beri untuk dia. Umurnya sekitar 25 tahunan dan berbodi seksi. Namanya Sinta, dan orangnya memang agak genit. Ka1au di1ihat seki1as, ada miripnya dengan De11a Puspita. Tidak mirip seka1i sih, tapi 1umayan cantik. Hanya bodinya jauh 1ebih seksi jika dibandingkan aktris sinetron itu.

"Hai.. Mbak. Ada fi1m baru nggak?" tanyaku sete1ah sampai di tempatnya berjua1an.
"Ada Wan.. Nih pi1ih aja sendiri" katanya sambi1 menyodorkan setumpuk DVD. Ku1ihat DVD tersebut satu persatu. Ada beberapa yang menarik, seperti 'The Termina1'-nya Tom Hanks dan 'Co11atera1'-nya Tom Cruise.
"Mbak, dicoba du1u dong" kataku sambi1 menyerahkan kedua DVD itu padanya. Mbak Sinta pun kemudian mencoba DVD itu di p1ayernya. Kuperhatikan ma1am itu dia tampak seksi seka1i, dengan T-shirt ketat yang menonjo1kan keindahan payudaranya. Tubuhnya tampak padat berisi, dengan rok mini dari bahan jeans yang semakin menambah keseksiannya.

"Ya udah deh.. Saya ambi1 Mbak"
"Sedang sendirian nih Wan? Nggak pergi sama pacar?" tanyanya.
"Iya Mbak. Sedang suntuk nih, makanya saya be1i DVD" sahutku.
"Mau yang 1ebih seru nggak?" tanyanya 1agi sambi1 tersenyum genit.
"Bo1eh." jawabku.

Dia pun 1a1u mengambi1 bungkusan p1astik hitam dari ba1ik 1acinya, dan menyerahkannya padaku. Ku1ihat isinya, ternyata DVD porno. "Wah.. Ka1au be1i ini nontonnya nggak bisa sendirian nih" pancingku. "Emang per1u Mbak temenin?" godanya. "Siapa takut.. Bener nih?" tanyaku. Aku senang seka1i mendengarnya. Aku merasakan penisku sudah mu1ai tegang membayangkan nikmatnya tubuh Mbak Sinta. "Tapi nanti ya Wan.. Satu jam 1agi aku off. Jemput aja aku nanti"

Akhirnya sete1ah janjian dan membayar DVD yang kuambi1, 2 DVD biasa dan satu DVD porno, aku pun pergi dahu1u untuk makan ma1am sambi1 menunggu Mbak Sinta pu1ang. Aku pergi ke restoran fast food yang berada tak jauh dari tempat penjua1an DVD itu. Tak sabar aku menunggu satu jam 1agi.. Singkat cerita, Mbak Sinta te1ah berada da1am mobi1ku. Aku pun memacu mobi1 kemba1i ke tempat kosku. "Ih.. Kok ngebut sih Wan? Udah pengen ya?" godanya genit. "Iya nih Mbak.. Wawan udah pengen diajarin Mbak" sahutku asa1. "Ah.. Pasti kau udah pinter kan.." jawabnya sambi1 menyi1angkan kakinya. Paha mu1usnya makin menambah gairahku.
"Kamu ka1au main kuat berapa 1ama Wan? Jangan cepet 1ho.. Puasin Mbak du1u ya?" tanyanya 1agi genit.
"Iya pasti Mbak puas deh.."
"Habis tunangan Mbak ka1au main cepet banget.." katanya 1agi. Pantas jadi genit begini, pikirku.

Sesampainya di tempat kosku, aku 1angsung masuk ke kamarku bersama Mbak Sinta. Memang di tempat kosku ini, kamarku agak terpenci1 hingga bebas saja membawa siapa pun masuk ke tempat kosku ini. Kunya1akan AC dan TV-ku. Segera kupi1ih DVD porno yang berjudu1 'Sporty Babes 2' dan kunya1akan DVD p1ayerku. Aku pun kemudian beranjak menuju ranjang dimana Mbak Sinta te1ah menunggu. Kami kemudian menikmati tontonan seru itu. Di 1ayar TV tampak seorang gadis bu1e cantik sedang disetubuhi di tempat permainan bow1ing. Desahan suara gadis itu begitu menggairahkan. Tampak 1awan mainnya sangat menikmati keindahan tubuh gadis itu saat menyetubuhi sambi1 menghisapi payudaranya.

Nafas Mbak Sinta sudah memberat di sebe1ahku. Tangannya mu1ai meremasi tanganku. Kupa1ingkan wajahku menatapnya, dan Mbak Sinta 1angsung me1umat bibirku. Diciuminya aku dengan penuh gairah. 1idahnya mu1ai menerobos masuk ke da1am rongga mu1utku, yang kemudian kuhisap gemas. Tanganku pun mu1ai meremasi payudaranya yang kenya1 dari ba1ik T-shirtnya yang ketat.

"Sebentar.. Mbak buka du1u ya" katanya sambi1 me1epaskan T-shirt putih yang dipakainya. Tampak1ah payudaranya yang besar dibungkus BH berwarna krem. Puting payudaranya tampak menonjo1 di ba1ik kain BH-nya itu. "Ayo kamu yang buka BH-nya Wan" ujarnya menggoda. Tanganku 1angsung membuka kaitan BH di punggungnya. 1a1u kuturunkan ta1i penyangga dari pundaknya, dan terpampang1ah payudara Mbak Sinta di depanku. Payudara yang ranum dan besar, dengan putingnya yang menonjo1 menantang. Kuusap-usap dan kupi1in per1ahan puting payudara Mbak Sinta yang manis ini, sambi1 kemudian kuciumi 1agi bibirnya.

"Ayo Wan, tunggu apa 1agi. Isap susu Mbak dong" pintanya. Sambi1 berkata demikian, tangan Mbak Sinta agak menekan kepa1aku ke bawah menuju dadanya. Tanpa menunda waktu 1agi kuji1ati se1uruh permukaan payudaranya. "Ohh.." 1enguh Mbak Sinta ketika 1idahku mengenai putingnya yang te1ah menonjo1 keras. Erangannya semakin menjadi ketika kuhisap putingnya sambi1 seseka1i kugigit per1ahan. Sementara aku menghisapi payudaranya yang sebe1ah kiri, tanganku mempermainkan payudara yang sebe1ahnya. Tangan Mbak Sinta mengusap-usap rambutku sambi1 terus mengerang nikmat.

"Iya Wan.. Bener gitu.. Aduh.. Enak.. Oh.." erang Mbak Sinta sambi1 me1iuk-1iukkan badannya. Aku pun semakin bernafsu menghisapi dan menji1ati payudaranya yang kenya1 itu. Ku1irik 1ayar TV, dan di 1ayar terpampang adegan dimana seorang gadis bu1e berambut pirang sedang diji1ati vaginanya di atas sebuah meja bi11iard. Erangan gadis tersebut dari suara TV bercampur dengan suara 1enguhan Mbak Sinta yang sedang ku1ahap payudaranya.

"Ayo Wan.. Mbak ajari seperti itu" ujarnya sambi1 menarik rambutku dan menunjuk ke 1ayar TV. Kemudian didorongnya pundakku menuju ke arah bawah.
"Cepet buka ce1ana Mbak" katanya 1agi.

Aku pun kemudian mengangkat rok jeans mininya dan tampak1ah ce1ana da1am warna krem berenda yang dipakainya. Kubuka ce1ana da1am itu, dan tampak1ah 1iang kewanitaannya dengan rambut yang tercukur rapi. Tangan Mbak Sinta menge1us-e1us kema1uannya sendiri, sambi1 matanya menatapku genit.

"Ayo Wan. Mbak pengen ngerasain ji1atanmu di sini" katanya 1agi sambi1 tangannya masih sibuk mengusap-usap vaginanya.

Kudekatkan kepa1aku ke 1iang kewanitaannya, dan kuju1urkan 1idahku. Per1ahan kuji1ati vaginanya. Tubuh Mbak Sinta mengge1injang hebat ka1a itu, sambi1 mu1utnya mengerang dan meracau nikmat.

"Ohh.. Wan.. Ya.. Ji1ati terus Wan.. Enak.. Ohh..".

Sambi1 me1enguh, tangannya menekan kepa1aku ke se1angkangannya, dan akupun dengan penuh gairah menikmati 1iang vagina Mbak cantik ini. Erangannya semakin keras dan tubuhnya me1iuk-1iuk 1iar ketika aku menghisapi k1itorisnya.

"Terus Wan.. Oh.. Oh.." sambi1 mengerang Mbak Sinta meremas-remasi payudaranya sendiri.
"Ayo Wan, kamu tidur di sini" katanya sambi1 bangkit dari ranjang.
"Mbak ajari posisi yang 1ebih enak"

Aku pun patuh dan tidur te1entang di ranjang. Sementara ku1ihat seki1as di TV, si gadis bu1e cantik sedang disetubuhi secara doggy sty1e di atas meja bi11iard. Erangan suara dari TV menambah erotis suasana di da1am kamarku. Mbak Sinta kemudian naik ke atas wajahku. Diturunkannya tubuhnya, sehingga 1iang kewanitaannya tepat berada di atas mu1utku. Kuju1urkan 1idah, dan Mbak Sinta kemudian menggoyang-goyangkan pantatnya di atas wajahku. Erangan Mbak Sinta kemba1i bersaing dengan erangan dari DVD porno di TV.

"Oh.. Oh.." erang Mbak Sinta sambi1 pantatnya terus bergoyang-goyang mencari kepuasan.

Kuji1at dan kuciumi dengan penuh gairah vagina Mbak manis ini. Tangan Mbak Sinta memegang pinggiran ranjang di atas kepa1aku, sementara tubuhnya terus bergoyang mencari kepuasan birahi. Beberapa 1ama kemudian, goyangan pantat Mbak Sinta semakin menjadi.

"Oh.. Wan.. Mbak hampir sampai.. Ohh.." 1enguhnya panjang. Tubuhnya menegang, dan saat itu banyak cairan nikmat ke1uar dari vaginanya. Kuhisap habis cairan kewanitaan itu, dan tak 1ama Mbak Sinta pun menjatuhkan tubuhnya di sebe1ahku.
"Kamu hebat Wan.. Dengan Mas Joko be1um pernah aku orgasme seperti tadi" katanya sambi1 tangannya mengusap-usap dadaku.
"Mbak istirahat sebentar ya" katanya 1agi.

Sebenarnya nafsuku sudah memuncak, tetapi aku tak mau memaksa Mbak seksi ini untuk me1ayaniku saat itu juga. Kami pun 1a1u kemba1i menonton DVD porno yang masih terpampang di 1ayar TV. Di 1ayar tampak sekarang seorang gadis bu1e berambut pirang sedang bermain tenis dengan seorang pria. Sete1ah bermain, mereka beristirahat dan mu1ai bercumbu. Si gadis bu1e tersebut 1a1u membuka ce1ana si pria dan tampak terkejut me1ihat ukuran penisnya yang besar.

"Oh.. my god.. I 1ove it.. So big" desah si gadis sebe1um memasukkan penis itu ke da1am mu1utnya.

Tampak gairah Mbak Sinta kemba1i bangkit me1ihat adegan itu.

"Punyamu besar begitu nggak Wan?" tanyanya sambi1 tangannya mu1ai meraba kema1uanku.
"1umayan deh Mbak. Memang Mbak suka yang besar ya?"
"Iya. Semakin besar Mbak semakin suka" jawabnya genit.
"Ya udah Mbak 1ihat aja sendiri" kataku.

Mbak Sinta tersenyum dan mu1ai membuka ce1ana panjangku.

"Ih.. Besar juga punyamu Wan. Sampai ce1ananya nggak cukup tuh"

Memang karena nafsuku sudah memuncak, kepa1a penisku tampak mencuat ke1uar tak tertampung ce1ana da1amku. Mbak Sinta tak sabar membuka ce1ana da1amku. Tangannya kemudian mengocok per1ahan senjata ke1e1akianku itu.

"Ih.. Keras banget.. Mbak suka konto1 yang kayak gini. Besar dan keras. Pasti cewek kamu puas ya." katanya 1irih.

Wajah Mbak Sinta kemudian mendekati se1angkanganku. Hembusan nafasnya terasa hangat di ku1it kema1uanku ketika dia mengamati penisku dengan pandangan gemas. Rasa nikmat yang 1uar biasa menja1ar tubuhku ketika 1idah Mbak Sinta yang cantik ini mu1ai menari di kepa1a penisku. Diji1atinya kepa1a penisku berikut batangnya. Sete1ah itu dengan rakus diku1umnya batang kema1uanku. Srrpp.. Srpp.. Bunyi itu yang terdengar ketika Mbak Sinta memaju-mundurkan kepa1anya menghisapi penisku.

"Ahh.. Konto1mu enak Wan.. Mbak suka.. Hmm" desah Mbak Sinta ketika dia menghentikan ku1umannya untuk menji1ati batang kema1uanku.

Sesaat kemudian, penisku kemba1i menyesaki mu1utnya yang haus kejantanan 1e1aki itu. Sementara mu1utnya menikmati kejantananku, tangan Mbak Sinta menge1us-e1us buah zakarku. Aku tak kuasa 1agi untuk menahan erangan nikmatku. Tanganku pun meremas-remas rambut Mbak Sinta gemas.

Mbak Sinta semakin cepat menghisapi penisku. Kadang mu1utnya dimiringkan, sehingga penisku membuat pipinya tampak mengge1embung. Tangannya pun semakin cepat mengocok batang kema1uanku. Kemudian dike1uarkannya penisku dari mu1utnya, dan kemba1i diji1atinya se1uruh permukaan penisku sambi1 tangannya mengurut-urut buah zakarku.

"Ke1uarin di mu1ut Mbak Wan.. Mbak pengen minum spermamu.." katanya dengan nada memerintah.

Aku tentu tak meno1ak perintahnya. Memang aku sudah tidak tahan 1agi. Sambi1 mengerang nikmat, aku pun menga1ami ejaku1asi. Saat itu, Mbak Sinta ma1ah kemba1i mengu1umi kema1uanku, sehingga spermaku pun masuk ke da1am mu1utnya. Mbak Sinta kemudian menji1ati kema1uanku sampai bersih.

"Enak Wan..?" tanyanya sambi1 menji1ati spermaku di sudut bibirnya.
"Enak Mbak.." jawabku 1emas.

Kami pun 1a1u kemba1i beristirahat sambi1 menonton tayangan DVD. Ka1i ini di1ayar tampak seorang gadis ABG bu1e berambut cok1at sedang be1ajar memancing. Tak 1ama gadis itu sudah bercumbu dengan pe1atihnya. Si gadis ABG menaiki tubuh 1awan mainnya, dan mu1ai memompa tubuhnya naik turun. Sementara si aktor, seorang 1e1aki setengah baya, meremasi payudara gadis tersebut yang berge1antungan indah. Adegan persetubuhan 1a1u di1anjutkan dengan gaya doggy sty1e. Tak 1ama kami pun kemba1i terangsang.

"Wan.. Mbak pengen seperti itu. Mbak pengen ngerasain ngentotin konto1mu. Pasti 1ebih enak daripada punyanya Mas Joko" katanya sambi1 meraba kema1uanku dan mu1ai menciumi bibirku.

Mbak Sinta me1epaskan rok mininya yang masih tersisa, 1a1u menaiki tubuhku dan mengarahkan kema1uanku pada 1ubang kewanitaannya.

"Ohh.." desahnya saat penisku mu1ai menerobos 1iang vaginanya.

Dia pun mu1ai memompa kema1uanku naik turun. Terkadang dia pun mengoyang-goyangkan pantatnya ke kiri dan ke kanan. Suara deritan ranjang, erangan Mbak Sinta, serta erangan suara dari DVD memenuhi kamar kosku. Wa1aupun AC kamar te1ah dinya1akan, tetap saja tubuh kami berkeringat. Tetesan pe1uh itu menga1ir dari wajah Mbak Sinta membasahi payudaranya. Aku segera membuka T-shirt yang masih aku pakai. Sementara itu, Mbak Sinta terus bergoyang menikmati kejantananku. Tanganku tak ketingga1an meremasi payudaranya yang kenya1. Beberapa menit kami bersetubuh dengan gaya ini.

"Ayo Wan.. Sekarang Mbak pengen dientotin dari be1akang" katanya sambi1 bangkit dari tubuhku. Dia kemudian menungging sambi1 tangannya memegang ujung ranjang. Aku pun segera memasukkan penisku kemba1i ke da1am vaginanya.
"Ohh.. Enak Wan.. Terus Wan.. Ohh.. Yang cepat.. Ohh" desah Mbak Sinta saat kupompa tubuhnya. Tanganku meremasi payudaranya yang bergoyang menggemaskan. Terkadang kuremas pu1a pantatnya yang bu1at padat menantang.
"Ayo Wan.. Mbak hampir sampai.. Terus wan.. Oh.. Ohh.. Ohh.."

Tubuh Mbak Sinta kemba1i mengejang, 1a1u rebah 1emas di atas ranjang. Ka1i ini aku tak mau 1agi 'menggantung'. Kuba1ikkan badan Mbak Sinta dan kuarahkan penisku kemba1i ke 1iang vaginanya yang te1ah 1icin o1eh cairan orgasmenya. Kugenjot tubuh Mbak yang seksi ini dengan gaya missionary.

"Eh.. Eh.." demikian erangan yang ke1uar dari mu1utnya seirama dengan genjotan tubuhku.
"Hisapi putingku Mbak" kataku.

Mu1ut Mbak Sinta pun kemudian menghisapi puting dadaku sementara aku menggenjot tubuhnya. Tak 1ama aku pun tak tahan 1agi menahan ejaku1asiku yang kedua. Wajah cantik Mbak Sinta ditambah dengan erangannya, serta jepitan vaginanya di ke1aminku membuatku mencapai puncak.

"Aku sampai Mbak.. Ahh" jeritku tertahan ketika aku menyemburkan spermaku da1am rahimnya.

Kami pun terbaring 1emas di atas ranjang. Puas seka1i rasanya menyetubuhi Mbak Sinta nan ayu ini. Kunya1akan sebatang rokok untuknya dan satu untukku. Kami kemudian mengobro1 dan bercanda sambi1 tiduran di atas ranjang.

"Wan.. Anterin aku pu1ang ya" katanya sete1ah dia menghabiskan rokoknya. "1ho.. Udah ma1am Mbak nanggung. Nginep di sini aja"
"Wah jangan Wan.. Besok pagi Mas Joko mau jemput aku berangkat kerja. Aku juga nggak bawa pakaian ganti" jawabnya.

Akhirnya, aku mengantar dia ke rumahnya. Cuma aku menurunkannya agak sedikit jauh dari rumahnya agar tetangganya tidak curiga. Enak juga nonton DVD bareng Mbak Sinta. Mungkin aku akan semakin sering be1i DVD nantinya.